(EQ).
Berarti menjadi cerdas secara emosional berarti dapat menyelaraskan emosi diri dengan emosi orang lain. Jika cerdas secara emosional, anak akan dapat mengenali, mengatur, bahkan membayangkan perasaan diri atau orang lain.
.
.
“EQ mengacu pada cara Anda mengelola emosi sendiri dan memahami bagaimana emosi tersebut dikelola oleh orang lain,” kata dia.
15 Identitas Anak Mempunyai Kecerdasan Emosi Tinggi, Apakah Di Tuanberitahu Si anak?
|
Keterampilan emosi penting dimiliki oleh anak karena dapat membantu mereka tetap tenang bahkan di tengah kesulitan. Selain itu, mereka juga dapat mengelola momen-momen sulit dengan baik dan memiliki hubungan baik dengan siapa pun yang mereka temui.
Semakin tinggi kemampuan emosi anak, makin baik ia memahami perasaannya sendiri dan perasaan orang di sekitarnya. Ini membantu berhubungan dengan orang lain dengan lebih baik, lembut, dan tetap rendah hati, bahkan saat menghadapi situasi sulit.
Kata-kata yang meningkatkan kecerdasan emosional
berikut ini deretannya:
1. “Bagaimana kamu menggambarkan perasaan ini?”
Ketika anak-anak marah-marah, sering kali hal ini karena mereka tidak memiliki cara bahasa dan keahlian untuk mengungkapkan diri mereka sendiri. Bundalah yang bisa membantu mereka mengembangkan kemampuan emosi segar agar saatnya lebih paham dan mendalami perasaannya.
Seorang anak mungkin bilang mereka sedih, padahal sebenarnya mereka merasa kesepian, malu, maupun kurang dipahami. Dengan menutupi anak dengan lebih spesifik kata seperti frustrasi, kecewa, atau gugup, ibu/ayah akan membantu mereka mengenali dan mengungkapkan emosi mereka.
Ibu dapat memasukkan kosakata emosional ke dalam rutinitas sehari-hari mereka untuk meningkatkan kesadaran diri dan kesadaran sosial anak-anak dengan cara yang berbeda, misalnya saja sebagai berikut:
- Bilir kamu mendengarkan atau menyanyikan sebuah lagu, gambarkanlah perasaan apa yang ditimbulkan oleh lagu tersebut dalam dirimu.
- Bicarakan bersama tentang kemungkinan emosi yang dialami karakter saat menonton TV dan rasakan cara Raka mungkin dalam situasi yang sama.
- Sebelum tidur, obrolkanlah tentang emosi yang kamu rasakan hari itu.
2. “Bunda tidak dalam keadaan yang paling baik hari ini, dan itu bukan masalah”
Sebagai orang tua, Bunda sering kali merasa wajib tetap tenang dan menyembunyikan emosi, namun hal ini dapat menjadi standar yang tidak realistis bagi anak.
Ironisnya, semakin Anda berusaha menekan emosi, semakin besar kemungkinan komentar atau perilaku yang menyebabkan ledakan amaran.
Ibu harus menunjukkan contoh ekspresi emosi yang sehat dengan berbagi perasaan dalam cara yang memahami oleh anaknya. Ini tidak berarti membebani mereka dengan masalah Ibu, namun menunjukkan bahwa merasakan emosi berbeda-beda dan mendiskusikannya secara terbuka adalah hal yang normal.
Misalnya, ketika Ibu sedang marah karena kelelahan, alih-alih menyembunyikan perasaan bersalah dan berbohong bahwa tidak terjadi apa-apa, Ibu bisa menggunakannya sebagai momen pembelajaran untuk mengungkapkan perasaan yang sulit.
Ketika Anda secara terbuka mengatasi emosi diri sendiri, Anda menunjukkan kepada Si Kecil bahwa memiliki emosi yang kuat adalah satu hal yang wajar dan sangat penting membicarakan perasaan tersebut.
3. “Emosimu nyata dan berharga”
Bunda harus menjaga perasaan anak dengan mengaturnya bersama mereka. Hindari menyamakan masalah emosional mereka dengan motto, ‘Itu bukan masalah besar’. Bagi anak, perasaan mereka adalah hal yang sangat nyata.
Penting untuk mengakui emosi anak dan memberikan contoh ekspresinya. Hal ini akan mengingatkan mereka bahwa meskipun mereka tidak selalu dapat mengontrol apa yang terjadi dalam dirinya, mereka dapat mengatur cara mereka menyikapi situasi yang menyakitkan dan pemicu kecemasan.
Berikut informasi tentang kata-kata yang bisa meningkatkan kecerdasan emosional anak, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Pilihan Redaksi
|
. Gratis!