Cina Lancarkan Proyek Infrastruktur Digital Skala Besar di Indonesia, Pertimbangkan Pembangunan Pusat AI

Diposting pada

Kemdigi atau Kementerian Komunikasi dan Digital sedang meninjau kemitraan dalam pengembangan proyek.
pusat AI
bersama di lingkungan ASEAN. Nilai dari kolaborasi dalam mengembangkan infrastruktur digital menjadi penting.
Cina
merupakan yang terbesar.

“Kolaborasi dalam sektor infrastuktur digital antara Indonesia dan China merupakan yang paling besar dibandingkan kolaborasi dengan negara-negara lain,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Meutya Hafid saat bertemu dengan Sekretaris Partai Kota Nanning, Provinsi Guangxi, China, Nong Shengwen di kantor Kemkominfo pada hari Selasa (25/03). Hal ini disampaikan melalui rilis pers.

Namun, Meutya Hafid tidak menyebutkan jumlah investasinya secara spesifik dalam kolaborasi antara Indonesia dan Cina untuk sektor infrastruktur digital. “Kolaborasi ini sudah membantu meningkatkan koneksi hingga ke daerah-daerah terpencil di Indonesia dengan menggunakan teknologi 4G dan 5G,” jelas Meutya tambahan.

Di samping itu, tidak terdapat data resmi tentang jumlah investasi atau tempat konstruksi untuk pusat kecerdasan buatan tersebut.

Rapat itu juga menandai kesempatan penting untuk menerapkan teknologi kecerdasan buatan atau AI dalam bidang pertanian serta membangun kota cerdas.
smart city
.

Kami bisa mengambil pelajaran dari pengalaman kota Nanning saat mendirikan
smart city
. Di samping itu, terdapat peluang yang sangat besar dalam bidang digital
startup
dan bakat digital di Kota Nanning yang bisa memberikan inspirasi untuk mengembangkan ekosistem digital di Indonesia,” katanya.

Meutya mengatakan bahwa perkembangan kecerdasan buatan di Indonesia akan difokuskan pada penunjang sektor pertanian. Ini sesuai dengan tujuan Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan ketersediaan makanan nasional.

“Kami siap menjalin kerja sama dengan banyak negara, termasuk China, guna memajukan teknologi kecerdasan buatan. Tujuan kita adalah membentuk sembilan juta tenaga ahli digital berkualitas tinggi khususnya di sektor AI hingga tahun 2030,” ungkapnya.

Nong Shengwen menegaskan bahwa institusinya bertekad memperkuat ikatan antar dua negara dengan jalan inovasi teknologi. “Kita berharap bisa menjaring perusahaan-perusahaan dari Indonesia untuk bekerja sama dalam menciptakan teknologi kecerdasan buatan di Nanning,” paparnya.

Shengwen pun menggarisbawahi kesediaan Nanning dalam menyediakan dukungan lengkap, baik dari segi kebijakan maupun fasilitas, bagi perusahaan-perusahaan Indonesia yang berminat kerja sama.

“Harapannya adalah kita bisa mendirikan sentra kolaborasi dan inovasi kecerdasan buatan antara China dan ASEAN di Indonesia, yang didukung sepenuhnya oleh Komdigi,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *